Banyak orang yang bermimpi resign, seolah-olah itu adalah jalan keluar dari semua masalah pekerjaan mereka. Namun, resign bukanlah keputusan yang bisa diambil sembarangan. Ini adalah langkah besar yang bisa membawa dampak signifikan pada kehidupan, baik dari segi finansial maupun mental.
Resign sering menjadi topik hangat di balik dinding kubikel atau saat makan siang di kantin. Banyak yang membicarakan keinginan untuk resign, terutama saat merasa pekerjaan yang dijalani sudah tidak seimbang dengan kehidupan pribadi. Namun, apakah resign selalu jadi solusi yang tepat? Berikut adalah beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil langkah besar ini.
Mengapa Banyak Orang Ingin Resign?
Keinginan untuk resign sering kali tumbuh dari rasa tidak nyaman, baik karena pekerjaan yang tidak menawarkan keseimbangan hidup, peluang karir yang lebih baik di tempat lain, atau lingkungan kerja yang toxic. Gaji yang stagnan dan tugas yang monoton juga bisa memicu rasa ingin segera keluar dari pekerjaan.
Tetapi, resign bukanlah keputusan impulsif. Ada banyak faktor yang perlu dipikirkan, terutama terkait finansial dan kesiapan mental.
Cek Kondisi Finansialmu Sebelum Resign
Keuangan adalah hal pertama yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk resign. Ini penting agar kamu tidak kebingungan di kemudian hari. Berikut beberapa poin yang perlu diperiksa:
- Total Pemasukan dan Pengeluaran
Hitung berapa besar pendapatan dan pengeluaran bulananmu. Apakah kamu punya cukup tabungan untuk menutup semua pengeluaran ketika sedang mencari pekerjaan baru? - Dana Cadangan
Idealnya, kamu memiliki dana cadangan yang bisa menutupi pengeluaran selama 12 bulan. Ini penting jika kamu berencana mengambil masa istirahat yang panjang sebelum mencari pekerjaan baru. - Penghasilan Tambahan
Apakah kamu memiliki sumber penghasilan lain, seperti usaha sampingan, investasi, atau dukungan dari pasangan? Pastikan ini cukup untuk menutupi pengeluaran selama kamu tidak bekerja. - Hutang
Jika kamu memiliki hutang, pastikan jumlah cicilan tidak melebihi 30% dari pemasukan bulananmu. - Investasi
Evaluasi apakah kamu memiliki investasi yang sudah berjalan. Investasi ini bisa menjadi “harta karun” di masa depan yang dapat kamu andalkan. - Dana Darurat
Dana darurat berbeda dari dana cadangan. Ini diperuntukkan untuk hal-hal tak terduga, seperti kecelakaan atau musibah. Jangan gunakan dana ini untuk kebutuhan sehari-hari pasca resign. - Asuransi Kesehatan
Ketika resign, kamu akan kehilangan tunjangan kesehatan dari kantor. Pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan pribadi untuk menghindari biaya pengobatan yang mahal.
Cek Kesiapan Mental Sebelum Resign
Selain aspek finansial, kesiapan mental juga tak kalah penting. Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Kebosanan di Rumah
Apakah kamu bisa bertahan jika harus menghabiskan banyak waktu di rumah selama berbulan-bulan tanpa pekerjaan? - Keinginan untuk Belanja dan Jalan-jalan
Saat tidak bekerja, keinginan untuk belanja atau liburan bisa meningkat. Pastikan kamu bisa mengontrol diri dan menyesuaikan gaya hidup. - Kenyamanan dengan Pekerjaan Sekarang
Tanya pada dirimu sendiri, apakah kamu merasa lebih nyaman atau justru terbebani dengan pekerjaan saat ini? - Pendapat Keluarga
Bicarakan rencanamu dengan keluarga. Apakah mereka mendukung keputusanmu untuk resign, atau mereka merasa keputusan ini kurang bijaksana? - Refleksi Diri
Evaluasi semua yang telah kamu lalui hingga saat ini. Apakah pengorbanan yang akan kamu lakukan sebanding dengan manfaat resign? Pastikan keputusan ini adalah yang terbaik untuk masa depanmu.
Keputusan Ada di Tanganmu
Setelah mempertimbangkan semua aspek di atas, saatnya untuk membuat keputusan. Apakah resign adalah pilihan terbaik untukmu saat ini, atau justru kamu perlu menunda dan menimbang ulang?
Ingatlah, resign bukan hanya tentang keluar dari pekerjaan. Ini tentang bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk tantangan berikutnya. Jadi, pikirkan dengan matang, dan semoga sukses dengan keputusanmu!