Pernah dengar kalimat “Memaafkan Bukan Berarti Melupakan” ?
Sebuah kalimat singkat, tapi sarat makna. Bahwa jauh dalam hati seseorang, mungkin masih teringat hal apa yang menyakitinya, meskipun di mulut terucap kata maaf dan baik-baik saja.
Lee Jung-Hoon (Kim Dong Wook), tidak bisa melupakan detik-detik tewasnya sang kekasih jatuh dari atap gedung tepat di depan mobil yang dia kendarai. Penyebab jatuhnya sang kekasih karena didorong seorang penjahat yang menculiknya. Sementara penjahat itu adalah seseorang yang dia tahu, sering berada di sekitar mereka saat mereka berkencan. Perasaan tidak bisa memaafkan diri sendiri semakin besar karena, Jung-Hoon ingat betul kapan pertama kali dia bertemu dengan penjahat itu, dan pertemuan-pertemuan selanjutnya di tempat kencan mereka. Ada rasa bersalah, jika saja saat itu, dia sudah tahu motif pria itu, dia pasti bisa menghentikannya dan kejadian naas itu tidak akan terjadi. Kenangan buruk itu masih terekam jelas setiap detailnya dikarenakan sindrom Hyperthymesia yang diidap Jung-Hoon.
Sindrom Hyperthymesia adalah sindrom yang akan selalu mengingat apapun setiap kejadian yang terjadi di sepanjang hidup si pengidap dengan detail dan spesifik. Hal ini memang menjadi berkah tersendiri karena sudah pasti, jika memiliki sindrom ini maka bisa dikatakan memiliki otak yang jenius. Sekali belajar langsung ingat tanpa bersusah payah menghafalkan. Namun, akan menjadi musibah karena tidak hanya kenangan terbaik saja yang terekam, tapi juga kenangan terburuk. Sehingga, pasti akan mengalami trauma yang panjang.
Begitu juga dengan yang dirasakan Yeo Ha Jin (Moon Ga Young) tetapi memberi output berkebalikan dengan Lee Jung-Hoon. Dimana Ha Jin mengalami depresi yang sangat parah karena perasaan bersalah telah membocorkan kode pintu rumah sahabatnya pada pria yang mengaku sebagai kekasih sahabatnya, namun ternyata pria itu adalah penjahat yang membunuh sahabatnya itu. Setelah melakukan pengobatan pada psikiater, Ha jin, berhasil melupakan segala kenangan yang berhubungan dengan sahabatnya yang sudah seperti saudara. Tidak hanya tentang rasa bersalahnya pasca kejadian pembunuhan tapi juga kenangan mulai dari pertama kenal dari kecil hingga tumbuh dewasa bersama-sama.
Plot twistnya, sahabat Ha Jin adalah kekasihnya Jung-Hoon. Dan mereka akhirnya saling membantu untuk mengingat kenangan buruk dengan damai dan melupakan rasa bersalah–karena tidak bisa melindungi orang yang mereka sayangi–dengan menerima takdir. Sehingga, mereka pun terbebas dari trauma.
Apa yang dialami Lee Jong-Hoon dan Yeo Ha Jin, adalah hal yang mungkin bisa saja dialami banyak orang dengan cerita yang berbeda. Meski tidak mengidap sindrom Hyperthymesia, kadang kita juga merasa depresi ketika otak kita merekam suatu kenangan yang krusial, yang dipilih oleh diri kita sehingga membekas. Hingga pada saatnya, suatu waktu akan muncul lagi dan lagi diikuti dengan perasaan sedih, marah atau bahagia di saat kejadian itu terjadi, dulu.
Mungkin, jika Jong-Hoon dan Ha jin bisa berkata, “aku baik-baik saja” atau “tidak apa-apa.” Sebenarnya hanya kata-kata untuk menyemangati diri sendiri bahwa hidup memang terus berjalan. Akan ada dalam suatu waktu, ingatan menyakitkan itu muncul kembali namun butuh keberanian besar jika ingin mengingat kembali atau melupakannya segera tanpa perasaan bersalah secara berlebih.